illustrasi |
Mungkin masih tidak hilang di
ingatan kita, nama seorang anak yang pernah menjadi buah bibir masyarakat
karena nasibnya yang malang. Surat kabar nasional saat itu hampir seluruhnya
memberitkan saat itu.
Saking hebohnya berita itu, sang
legendaris dangdut, Raja Dangdut Indonesia, Rhoma Irama pun berkenan
menyanyikan lagu kisah “Anak Malang” tersebut, bahkan saat itu menjadi hits.
Ya.. Dialah Arie Hanggara.
Inilah kisahnya, yang akan membuat
kita terharu dan merasakan betapa pedihnya hidup yang dialami oleh anak sekecil
itu…
Sebuah makam berukuran 2x1 meter di
Blok AA II Tempat pemakaman Umum Jeruk Purut, Pasar Minggu, Jakarta Selatan,
menjadi penanda akan kekejaman orangtua serta ibu tiri terhadap anaknya.
Setelah 30 tahun, makam itu kini tak
terurus. Namun, ceritanya tak pernah usang karena terus berulang.
Di makam itu bersemayam jasad bocah
berusia 8 tahun bernama Arie Hanggara yang hingga kini selalu diidentikkan
dengan kekerasan orangtua terhadap anaknya. Arie lahir di Bogor, Jawa Barat,
pada 21 Desember 1977 dan meninggal di Jakarta pada 8 November 1984.
Arie Hanggara adalah kisah pilu
tentang anak yang tewas dianiaya orangtuanya, Machtino bin Eddiwan alias Tino
dan ibu tirinya Santi binti Cece. Kisah tragis Arie yang terjadi pada November
1984 memunculkan kesedihan sekaligus kegeraman publik.
Ia boleh dikatakan lahir di tengah
keluarga yang timpang. Sang ayah Tino adalah seorang yang pemalas dan tukang
janji kelas kakap. Bahkan, saudara dari pihak istrinya menggunjingkan Tino
sebagai pejantan yang hanya mampu bikin anak.