illustrasi |
Film Arie Hanggara
Setahun kemudian, sebuah film yang
disutradarai Frank Rorimpandey mengisahkan nasib tragis Arie. Dibintangi Yan
Cherry Budiono sebagai Arie, Deddy Mizwar memerankan Toni dan Joice Erna
sebagai ibu tiri, film berjudul Arie Hanggara ini mendapat tempat di hati
penonton.
Film dengan durasi yang cukup
panjang ini, 220 menit, kemudian menjadi film dengan jumlah penonton terbanyak
pada 1985. Menurut data Perfin pada 1986, penonton Arie Hanggara sekitar
382.708 orang.
Di makam Arie Hanggara terlihat
tulisan: maafkan mama, maafkan papa. Konon, sang ayah kandung dan ibu tiri yang
meminta tulisan tersebut. Kata maaf yang terlambat. Makam di TPU Jeruk Purut
itu jadi saksi pilu kekerasan terhadap anak.
Kurang lebih 30an tahun lalu, Jakarta, bahkan Indonesia, dihebohkan dengan kasus kekerasan terhadap anak.
Kurang lebih 30an tahun lalu, Jakarta, bahkan Indonesia, dihebohkan dengan kasus kekerasan terhadap anak.
Media-media besar menurunkan laporan
berseri berhari-hari, mengikuti dari proses pemeriksaan kepolisian hingga
pengadilan. Majalah Tempo bahkan, menurunkan laporan khusus untuk membahas
masalah ini.
Kasus kekerasan terhadap anak pada
masa tersebut bukan hal baru, tapi kasus Arie Hanggara mencuat karena mengusik
hati manusia: kok tega “membunuh” anak?
Arie Hanggara berumur tujuh tahun
saat meninggal pada tanggal 8 November 1984. Hasil otopsi menunjukkan memar di
sekujur tubuh termasuk bagian kepala dan bekas ikatan di pergelangan tangan dan
kaki. Sebelum meninggal, Arie ditampar berkali-kali oleh ayahnya, kepala
dibenturkan ke dinding, dipukul dengan gagang sapu, disuruh berdiri jongkok
ratusan kali, dan dikurung satu malam di kamar mandi.
Tetangga mengaku pada malam itu, dan
juga hari-hari sebelumnya, mendengar hardikan keras “HADAP TEMBOK!” Tapi mereka
hanya diam, tak bertindak, tak menolong.
Subuh dini hari, Arie Hanggara ditemukan terkulai, tak sadarkan diri. Nyawanya tak tertolong.
Subuh dini hari, Arie Hanggara ditemukan terkulai, tak sadarkan diri. Nyawanya tak tertolong.
Sang ayah mengatakan, kekerasan
bagian dari pendisiplinan. Si ibu, menyebut tekanan ekonomi membuat ia sering lepas
kontrol. Tetangga berdalih, mereka diam karena segan campur urusan rumah tangga
orang lain.
Semua
punya alasan. Maafkan Mama, Maafkan Papa, Maafkan Tetangga. Sayang, kata maaf
yang terlambat itu, tak bisa menyelamatkan nyawa Arie.